Gugatan kepada tuhan
Ramai-ramai orang berkerubung di pinggir jalan. Gumam riuh rendah. Ada yang mati kena lindas peti kemas. Yang melindas kabur karena takut mati juga rupanya.
Modar!
Moral!
Cekcok keluarga. Rebutan warisan dari yang mati. Simpanan untuk peninggalan anak cucu kalau juga sudah mati.
Gelombang
Lingkaran
Hidup
Mati
Kapal motor pontangpanting. Nenek-nenek pusing setengah mati. Makan manisan kemanisan. Sesak mau mati. Ludah kena angin jatuh ke lawan pandang. Dibikin mati sekalian.
Nasib
Pola
Pinta
Indah bulan. Erat genggaman. Sehidup semati. Cinta mati katanya. Ditinggal mau mati. Dapat yang baru, yang mati biarlah mati.
Jadah!
Cari makan setengah mati. Ujung-ujungnya jadi tai pula. Penat hidup, mau mati. Lapar datang, jajakan diri lagi.
Laki-laki menahan berahi. Istri datang bulan cari pelarian. Tertangkap basah dibikin mati.
Setan!
Pragmatis!
Sibuk kesana kemari. Cari kerja buat salur berahi. Lirik sebentar, pun melengos. Tengik mujair. Biar mati sumpah tahan berahi.
Akal
Fana
Realitas
Lingkup
Janji-janji. Belum juga ada yang tepati. Ramai-ramai tua bangka pergi ke kuil janji. Atas nama mau mati. Dari muda pun tak pernah begini.
Kurung batang, Mayat busuk di sembayangi. Ramai-ramai orang memberi. Sudah mati baru peduli. Deposito bila mati kelak.
Bangka!
Generasi!
Muda-muda tak pernah pikirkan jalan. Tua-tua sibuk bikin jalan. Biar licin katanya.
Harapan
Pergerakan
Lemu. Depresi kena potong gaji. Serahkan nasib sama mantri. Jangan lagi melatih ikan pari.
Ikan pari pucat pasi. Ditinggal alih profesi. Mantri sundal, liur kadal!
Dimensi
Lumat
Lari
Apa yang dicari. Gugat menggugat. Bertanya. Sumpahserapah.
Kena tipu tua bangka!
Lagi-lagi mau mati.
Mati
Hidup
Ancam
Praduga
Cuci kaki. Habis berak kena tai. Lambung laknat! Susah-susah telan nasi.
Sumpah jahanam! Perjanjian pun belum ditandatangani. Lekas-lekas ingin mati.
Belum mau mati hidup lagi.
Kapan mati?
Ramai-ramai orang berkerubung di pinggir jalan. Gumam riuh rendah. Ada yang mati kena lindas peti kemas. Yang melindas kabur karena takut mati juga rupanya.
Modar!
Moral!
Cekcok keluarga. Rebutan warisan dari yang mati. Simpanan untuk peninggalan anak cucu kalau juga sudah mati.
Gelombang
Lingkaran
Hidup
Mati
Kapal motor pontangpanting. Nenek-nenek pusing setengah mati. Makan manisan kemanisan. Sesak mau mati. Ludah kena angin jatuh ke lawan pandang. Dibikin mati sekalian.
Nasib
Pola
Pinta
Indah bulan. Erat genggaman. Sehidup semati. Cinta mati katanya. Ditinggal mau mati. Dapat yang baru, yang mati biarlah mati.
Jadah!
Cari makan setengah mati. Ujung-ujungnya jadi tai pula. Penat hidup, mau mati. Lapar datang, jajakan diri lagi.
Laki-laki menahan berahi. Istri datang bulan cari pelarian. Tertangkap basah dibikin mati.
Setan!
Pragmatis!
Sibuk kesana kemari. Cari kerja buat salur berahi. Lirik sebentar, pun melengos. Tengik mujair. Biar mati sumpah tahan berahi.
Akal
Fana
Realitas
Lingkup
Janji-janji. Belum juga ada yang tepati. Ramai-ramai tua bangka pergi ke kuil janji. Atas nama mau mati. Dari muda pun tak pernah begini.
Kurung batang, Mayat busuk di sembayangi. Ramai-ramai orang memberi. Sudah mati baru peduli. Deposito bila mati kelak.
Bangka!
Generasi!
Muda-muda tak pernah pikirkan jalan. Tua-tua sibuk bikin jalan. Biar licin katanya.
Harapan
Pergerakan
Lemu. Depresi kena potong gaji. Serahkan nasib sama mantri. Jangan lagi melatih ikan pari.
Ikan pari pucat pasi. Ditinggal alih profesi. Mantri sundal, liur kadal!
Dimensi
Lumat
Lari
Apa yang dicari. Gugat menggugat. Bertanya. Sumpahserapah.
Kena tipu tua bangka!
Lagi-lagi mau mati.
Mati
Hidup
Ancam
Praduga
Cuci kaki. Habis berak kena tai. Lambung laknat! Susah-susah telan nasi.
Sumpah jahanam! Perjanjian pun belum ditandatangani. Lekas-lekas ingin mati.
Belum mau mati hidup lagi.
Kapan mati?
.....
Oleh : Bayu'Joy
Oleh : Bayu'Joy
7 komentar:
hahaha..blum nyampe bawah gue udah tau klo ini tulisan lo joy...
Jangan kita berhenti disini
Tuaknya tua, sedikit pula
Sedang kita mau berkendi-kendi
Terus, terus dulu....!!
Ke ruang dimana botol tuak banyak berbaris
Pelayannya kita dilayani gadis-gadis
O, bibir merah, selokan mati pertama
O, hidup, kau masih ketawa??
- Chairil Anwar
jangan mati dulu joy. :D
lho, ini bukannya ngajak jgn takut mati bro. haha. gw nangkep nya "jangan kita berhenti disini" tuh macam sinisme tentang hidup. "oh hidup, kau masih ketawa?" itu konklusinya. ah gak tau dah.. ajaib dia emang. haha
Buat bajoy,
"Indah bulan. Erat genggaman. Sehidup semati. Cinta mati katanya. Ditinggal mau mati. Dapat yang baru, yang mati biarlah mati"
Teman2, ini nasehat yang bagus dari saudara bajoy buat kalian semua..
@boim : maksud gua emg jawab pertanyaan bajoy im, jangan "mati" dulu (bukan secara medis), gak ngajak jangan takut mati.
lagian,gak ada intepretasi yg absolut bukannya? *sok tau
Sibuk kesana kemari. Cari kerja buat salur berahi. Lirik sebentar, pun melengos. Tengik mujair. Biar mati sumpah tahan berahi.
Akal
Fana
Realitas
Lingkup
:beerdingin: buat bayu.
nah itu dia wong seru nya.. peng-absolutan.. hahah.
:beerdingin: buat lo bdua
sudah2 jangan ribut...
haha...
semua bebas ber interpretasi...*asik.
ngahaha...
kalo buat gw ga ada yang absolut di sini, seperti kata janji2 itu pula, mati pun ga absolut kan?
:beerdingin: buat bersama
:beerdingin: buat kalian semua
mantab lah!
:D
Posting Komentar