25 Maret 2010

Malaikat Reporter

Tuhan ada dimana manusia ada...

Aku adalah malaikat utusan Tuhan yang berdinas di Bumi, dan bertugas untuk melaporkan apa yang sedang menjadi trend di Bumi
.

Ya, menjadi semacam reporter untuk Tuhan adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Terlebih aku di tugaskan di Bumi, tempat manusia berada. Manusia sangat menyenangkan. Bukan untuk di jadikan teman, tetapi menyenangkan untuk diamati. Aku tidak pernah kehabisan tulisan untuk laporan ke Tuhan. Kadang aku berpikir, kasihan sekali malaikat yang di tugaskan di Luar angkasa. Sepi, tak ada berita, pasti ia sering dibentak oleh pim-red karena tidak menghasilkan tulisan apa-apa.

Ah, tetapi itu juga masih tidak terlalu parah. Coba bayangkan nasib malaikat yang di tugaskan meniup trompet ketika kiamat datang. Bah, lama sekali kiamat tidak datang-datang. Tak terbayangkan bagaimana ia jenuh berjuta-juta tahun menununggu keputusan Tuhan tentang kapan berlangsungnya hari kiamat.

Aku pernah mencuri dengar dari malaikat lain kalau ia kadang hanya duduk dengan tatapan kosong di samping trompet nya selama bertahun-tahun. Tetapi ada juga yang pernah melihat ia sedang bermain catur dengan si Isa. Si malaikat menang. Ah, pasti si Isa hanya pura-pura kalah untuk membuat malaikat itu senang. Yah, begitulah, Isa memang baik, dan kabarnya dia itu memang pengalah.

Bagaimanapun aku lah yang paling beruntung. Ditugaskan di Bumi dan membuat laporan. Tetapi sekarang aku mengalami sebuah dilema. Aku membuat laporan tentang perkembangan kepercayaan manusia kepada Tuhan. Hasilnya mengecewakan untuk Tuhan. Sedangkan ini harus aku laporkan kepada-Nya secepat mungkin. Aku takutnya Tuhan marah, dan hendak meng-kiamatkan dunia. Pasti si peniup trompet sangat senang karena pekerjaannya selesai. Tetapi, aku masih sangat menyukai Bumi. Paradox pikiran manusia adalah tontonan yang lebih menarik dari pada hidup didunia baka yang membosankan.

Laporan ini adalah laporan ratus tahunan. Tentang perkembangan kepercayaan manusia dengan Tuhan. Aku ceritakan ringkasannya. Sebenarnya sejak dulu manusia dikenal sebagai makhluk yang beragama. Memang menurut laporanku, pada zaman dahulu pun sudah ada manusia yang ateis dan skeptis. Namun, ateis dan skeptis masa lampau lebih bersifat individual, tersembunyi. Lain halnya dengan masa sekarang. Manusia tidak hanya ateis di dalam hati, tetapi juga mewartakan “penemuannya” secara terbuka. Sekarang orang begitu gamblang menyebut dirinya seorang ateis. Sampai ada manusia dari Jerman namanya Nietzsche berteriak "God is Dead".

....

“it was easier for me to think of a world without a creator then of a creator loaded with all the contradictions of the world".

Ada juga yang berpendapat seperti itu. Katanya karena sudah begitu banyaknya kejahatan dan penderitaan di dunia ini. Manusia jadi terlalu sibuk untuk memikirkan Tuhan. Pernyataan seperti ini kadang membuatku bergetar setengah mati.

Nah beda lagi ketika aku sedang berada didaratan Asia. Aku tau orang yang bernama Konfusius. Aku berada disampingnya---walaupun ia tak melihatku---saat ia sedang bersama murid-murid nya. Ketika itu murid-muridnya bertanya tentang kebaktian tentang dewa-dewa dan tentang hidup sesudah kematian.

“Kalau kita tidak mengetahui bagaimana kita harus melayani sesama, bagaimana kita tahu tentang pelayanan kepada dewa-dewa. Dan kalau kita belum tahu tentang hidup di dunia ini bagaimana kita tahu tentang hidup sesudahnya".

Buat aku sendiri, jawaban Konfisius ini terdengar seperti sebuah skeptisisme. Ah, harusnya sebagai malaikat reporter yang baik aku tidak boleh memasukan pendapatku. Tidak objektif. Tapi, ya memang begitu, buatku itu terdengar sangat skeptis.

Zaman sekarang banyak sekali manusia-manusia yang berpikir seperti itu. Bagi mereka adalah bukan Tuhan yang menciptakan manusia, melainkan manusialah yang menciptakan Tuhan. Aku pernah menyamar menjadi manusia. Dan bertanya kepada seorang ateis. “Mengapa manusia menciptakan Tuhan?” Jawaban dari manusia ateis adalah karena ilmu pengetahuan masa lalu sangat kurang, maka manusia menciptakan Tuhan untuk mengisi lubang-lubang kelemahan dalam pengetahuan mereka. Dari mana datangnya hujan, dari mana datangnya kilat dan guntur? Manusia primitif akan menjawab “dari Tuhan”. Ilmu zaman sekarang menerangkan gejala hujan, kilat dan guntur hanya secara empiris saja. Tuhan tidak dibutuhkan lagi. Ilmu makin maju dan agama makin mundur.

....

Aku merenungkan jawaban dari manusia-manusia ateis tersebut. Mereka sibuk mencari Tuhan. Aku pun tidak punya kekuatan untuk membuat mereka percaya akan Tuhan, karena aku hanya malaikat reporter. Menarik memang dunia manusia. Menarik sekali. Dan aku memutuskan untuk tidak memberikan laporan ini kepada Tuhan.

Aku tidak mau Tuhan marah lalu Bumi dihancurkan. Biarkan saja aku dipecat jadi malaikat. Aku mungkin akan senang bila jadi manusia. Dan biarkan saja kiamat tidak akan terjadi. Hanya malaikat peniup trompet yang memusingkan soal kiamat. Toh saat jenuh memuncak nanti, dia akan menjadi malaikat pertama yang ateis.

Oh, iya. Sebelum aku menyudahi laporan ini, aku punya sedikit kutipan cerita untuk kalian. Ini ceritanya.

....

Manusia itu seperti ikan kecil yang bertanya kepada seekor ikan laut yang lebih tua.

“Tell me, where can i find this thing they call the ocean?"
tanya ikan kecil.

“The Ocean is what are you swimming in now," jawab ikan yang lebih tua.
“Oh this? But this is only water. What i’m searching for, is the ocean.

Dengan sangat kecewa ikan kecil meneruskan pencarian akan lautan itu. Lalu ikan yang lebih tua tersebut memberikan nasihat yang terakhir.

“Little fish, stop searching. There’s nothing to look for. Just be still, open your eyes, and look. You can’t miss it”
.

.....


Oleh : Boimin

8 komentar:

yang tadi juga mengatakan...

"jangan sok tau sama kerjaan saya, sebentar lagi saya bakal tiup ni terompet." kata sang malaikat sehabis kelar suting 2012.

btw, mengutip boni hargens di seminar kemaren im. Nasionalisme itu bukan hal yg begitu aja turun dari langit. Nasionalisme perlu dipupuk, memori kolektif katanya. Ketuhanan juga begitu, menurut gua. Lama-lama juga bisa hilang. Akhirnya banyak skrg orang-orang yg kehilangan tuhan.
Para ulama dan kaum agama jaman sekarang kalo gua bilang jg udah ketinggalan jaman. Mereka harus bisa jawab pertanyaan2 yg lebih filosofis. Misalnya buat apa sih kita diciptakan? kalo buah khuldi haram, kenapa harus diciptakan sih? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu menurut gua. (maap nih jadi panjang dan serius)
Makanya lo mending gabung aja deh ke sekte gua, loooohhh.. hahaha. becanda om.

Btw, gua suka banget tulisan-tulisan anda bung! keep Posting.

Boim mengatakan...

haha.. trims..

Agama memang harus lebih berteman dengan hal filosofis. Absolutely agree mr.wong..

Boim mengatakan...

ohh iye.. ditunggu tulis2an pendek nyelekit lo juga bro..haha

bayubajoy mengatakan...

atau mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari malaikat peniup sangkakala bahwa menganggur itu tidaklah menyenangkan.
*lhoo...
hahaha

Pemuda Pelantang Pelenteng mengatakan...

wah mas mr.wong saya sih kok berfikirnya sudah sampai mana, setinggi mana ilmu agama orang yang mau mendiskusikan agama secara filosofis, jangankan soal agama, soal nasi uduk pun saja kalo kita tidak mengerti benar mengenai nasi uduk lalu terburu2 membicarakannya secara filosofis akan tidak akan benar mungkin menurut saya, tapi kalo diagama saya sendiri sih ada para filsuf2 yang tentu berkutat dengan sisi filosofis agama. dan disisi lain ada juga yang namanya iman mas mr.wong, kalo ngga kena secara logika, iman itulah landasan fundamentalnya mungkin..

tapi saya sangat setuju kalau rasa2 itu perlu dipupuk, walaupun saya jarang mupuk :P
juga setuju, kalau ulama ulama sekarang ini tidak betul betul bertindak dan berkepribadian seperti ulama, yang baik dan mungkin mampu menghilakan dahaga para pencari tuhannya ya mr.wong.
jadi kalo dibilang ketinggalan jaman ya banyak memang seperti itu..heheh

(maaf ya jadi panjang ya, dan akan terlihat sotoy bagi orang2 yang membacanya :P)

tapi kawan2 saya suka blog ini, sangat suka juga dengan semua karya kawan kawan di blog ini tanpa pengecualian.
pesan saya : lanjutkan , jangan kebablasan, kebobolan, keguguran dan kegendutan ataupun kekuranggan anggur!!! xP

Boim mengatakan...

Wah, pemuda lenteng.. saya baca komentar anda. Dan sedikit tersinggung. Itu ada kata-kata "kegendutan". Anda menghina saya ya..

Oke, maaf saya sedikit sensitif. Kembali ke topik.

"iman" yang jadi kata kunci-nya ya. Iman landasan fundamental. Setuju saya bahwa "iman" adalah segel goib Tuhan agar manusia tidak keluar kotak kayunya. Bisa benar,bisa tidak. Yang pasti, ke-imanan saya akan Anggur Merah, pupus sudah.

di tunggu tulian anda pemuda lenteng...

..bubbye. HAHA

wong mengatakan...

sundul dulu ah. UP UP UP.

siapa nih yg jalan nih?? << ini baru pertanyaan yang menggugah iman.

Pemuda Pelantang Pelenteng mengatakan...

boim : saya murtad terhadap anggur meraaahh, bangsat!!!

wong : hahah, itu mah salah satu cobaan tuhan terberat wong :P

Posting Komentar