20 April 2010

Repetisi

Pukul 2 siang. Sebuah rumah sakit di kota metroplitan.

Pintu UGD terbuka lebar, seorang pasien yang terkapar di dorong petugas ambulans menuju ruang operasi. Sang pasien seorang lelaki paruh baya, memakai kemeja biru dan celana jeans hitam, tubuhnya basah kuyup, membuat rambutnya yang tipis terlihat mengkilap.

Korban tenggelam kata si petugas ambulans, terpeleset dan jatuh ke dalam kolam renang rumahnya sendiri, anak dan istrinya baru sadar setelah si bapak telah satu jam di dalam air. Saat dievakuasi, tubuhnya sudah membiru dan dadanya menggelembung, ada akuarium di paru-parunya kata si petugas ambulans, kita perlu dokter bedah untuk membelah dadanya dan mengeringkan paru-parunya.

Pintu ruang operasi terbuka lebar, seorang dokter dan dua orang asistennya telah menunggu, mata mereka dengan serasi tertuju ke arah pintu seiring dengan kedatangan sang pasien.

Operasi dimulai.

.......................................

Lima jam setelah operasi.

Aku berada di samping sang pasien. Sudah waktunya mengganti botol infusnya, membuang sisa darah kotor dari dadanya, dan melakukan pengecekan denyut jantung.

Berangsur normal.

.......................................

Tiba-tiba sang pasien siuman, langsung terduduk di kasur, membuat selang infus dan selang oksigen menegang, wajahnya ikut menegang, selang oksigen terlepas, sang pasien menutup wajah dengan tangan kanannya.

Aku mengintip dari sela-sela jarinya.
Mulutnya menyeringai, memperjelas kerut-kerut wajah di sekitar pipinya.
Dia menangis
Salah.
Dia tersenyum lebar. Alis matanya yang turun membuat wajahnya tetap sendu meski sedang tersenyum.
Dia bertanya mengenai keberadannya. Aku menjelaskannya dalam keadaan setengah terkejut.
Aku bertanya mengenai senyum lebarnya. Dia menjelaskannya penuh semangat.

"Saya lagi belajar
backflip, biar jatuhnya gak sakit, saya pikir lebih enak kalo jatuhnya ke air, hahaha.."

Percobaan bunuh diri. Gangguan jiwa mungkin.
Karena perempuan atau pekerjaan? aku mencoba memberinya pilihan jawaban.
Mimiknya berubah serius.

"Saya punya istri dan seorang anak yang menggemaskan, dan percayalah kalo saya punya pekerjaan yang jauh lebih baik dari kamu."

Disebut gangguan jiwa karena mereka mulai kehilangan kesadaran.

"Istri dan anak saya mendukung penuh aksi backflip saya, saya yakin kalo sekarang mereka sedang nyiapin pesta penyambutan di rumah"

Disebut gangguan jiwa karena mereka mulai kehilangan akal sehat.

Sang pasien terus mencoba memberi penjelasan mengenai
backflip dan kebahagiaan keluarganya.
Aku mencoba menjadi pendengar yang baik. Berpikir bahwa sang pasien hanya butuh perhatian.

"Kapasitas memori otak manusia mampu menyimpan 30-70 triliun giga, mungkin bentuknya seperti pita kusut dengan gulungan paling rumit yang tersimpan dalam gudang besar yang enggak beraturan, dibatasi sekat tipis yang membagi antara
fact memory dan skill memory. Fact memory itu informasi-informasi eksplisit seperti nama dan tanggal lahir, kalo skill memory itu pengenalan alam bawah sadar kita terhadap pengalaman hidup kita, saya pikir, skill memory punya gulungan yang jauh lebih rumit. Kita harus menempuh labirin untuk bisa mengingat suatu hal, permainan bawaan dari sang pencipta mungkin, seperti permainan snake di ponsel Nokia dan permainan solitaire di sistem Windows."

Sang pasien berhasil menarik perhatianku.

Ia kembali bercerita tentang
backflip dan tenggelam, usaha yang ia lakukan untuk mengalami keadaan setengah-mati, pengalaman mengangkangi pagar pembatas antara kehidupan dan kematian. Sekilas, sang pasien terdengar seperti seorang sadomasokis, ketergantungan untuk mengawinkan rasa sakit dengan perolehan visi.

"Seorang ahli pernah meneliti otak manusia, kata sang ahli, otak kita melakukan pencatatan dengan baik dan rapi ketika kita terangsang oleh suatu hasrat. Ia memberi contoh bagaimana kita enggak mudah lupa dengan ciuman pertama kita, maupun kecelakaan fatal yang pernah kita alami. Yang jadi masalah, secara enggak sadar, kita mengalami sensasi yang terus berulang dalam hidup kita."

Ya, ini menarik.

"Rutinitas membuat kita lebih cepat lupa, pengulangan sensasi membuat hasrat kita terus menurun, kita seperti terombang-ambing dalam arus samudra yang tidak berujung. Kita butuh sesuatu untuk menyadarkan diri kita, menampar pipi kita agar beranjak keluar dari arus ini. Saya butuh hentakan, dan 30 detik antara alam sadar dan bawah sadar adalah hentakan yang paling efektif buat saya."

Sang pasien terus bercerita dengan semangat, aku mendengarkannya tak kalah semangat. Terbuai oleh cerita tentang imajinasi liar selama 30 detik di persimpangan, ketika segerombolan memori dalam otak merangsek ke depan, memohon untuk terus diingat, memunculkan kembali sensasi-sensasi yang terlupakan, sensasi yang ia rasakan ketika pertama kali menonton film porno, sensasi ketika kulitnya bergesekan dengan kulit lawan jenis, sensasi ketika ia berhasil mendapatkan gelar sarjananya dengan susah payah serta sensasi-sensasi lain yang ia dapatkan dalam tujuh
backflip sebelum ini.

"Saya butuh hentakan yang berulang-ulang untuk menghindar dari buaian sensasi yang terus berulang. Mungkin kamu pikir saya hanya seorang gila yang butuh perhatian khusus, namun setelah percakapan ini, kamu akan menyadari betapa membosankannya hidup ini, mulai tersiksa oleh rasa penasaran karena mulai lupa tentang hal-hal yang memotivasi kamu untuk terus berjalan ke depan, percayalah, yang kamu butuhkan hanyalah sebuah hentakan, jadi, apa hentakanmu?"


.....

Oleh : Toge Ringo

9 komentar:

Boim mengatakan...

"Sekilas, sang pasien terdengar seperti seorang sadomasokis, ketergantungan untuk mengawinkan rasa sakit dengan perolehan visi"

wheww..sounds good..

btw, lo nyikat apa bro pas bikin?(bagi dong). banyak kata2 bisa di jadiin quote gini..asu lu. haha.. mantap ge!

pemuda plantang plenteng mengatakan...

bukan maen, ini dia toge

kalo gw im suka yang kalimat terahir, buat gw yang paling orisinilnya, ya paragraf terahir lah, sakit coy.hahaha

apa hentakanmu?
gile, selai ada manfaatnya juga ya, mau coba beli ah :D

toge mengatakan...

tokai, ini gue bikinnya udah hampir 2 mingguan, risetnya lama, sedaaap....
tp 2 paragraf terakir emg muncul hbs makan selai..
hahahha...
ayo backflip rame2!

Anonim mengatakan...

"Rutinitas membuat kita lebih cepat lupa, pengulangan sensasi membuat hasrat kita terus menurun, kita seperti terombang-ambing dalam arus samudra yang tidak berujung. Kita butuh sesuatu untuk menyadarkan diri kita, menampar pipi kita agar beranjak keluar dari arus ini. Saya butuh hentakan..."

persis kondisi yang menggambarkan keadaan gue saat ini.
mantab Ge!
:D

sheila

sheila mengatakan...

Ge, numpang kopi paste ya buat dijadiin quote
:D

toge mengatakan...

monggo...

bima mengatakan...

pantes dulu lo ikutan break dance ya ge, biar banyak hentakan ternyata. haha.

"Rutinitas membuat kita lebih cepat lupa,

pengulangan sensasi membuat hasrat kita terus menurun,"
nah ini ge, kalo liat desktop lo jadi mikir2 lagi.. Sensasinya gak pernah sama.. hahahaa

tukangkopidoyanjajan mengatakan...

1. astaga toge pernah ikutan goyang patah2????tak terbayangkan tuh pasti patah semua...
2. everyone would die, then why die healthy...hohohoohoho

meme

bayujoy mengatakan...

sambil lalu...

kadang juga kita merespon atas suatu hal dengan cara seperti itu.

house music angkot ge, hentakan nya ga brenti2!
ngahahhahaha....

Posting Komentar