25 Juni 2010

Balada Seekor Orang Utan

Angin berhembus... wusssss..

Adapun aku mencoba bergelayutan di sulur pohon yang bahkan tidak mampu menopang berat badanku...

Hebat!! Aku tidak terjatuh..

Tapi apa itu semak belukar??

Aku melihat seberkas cahaya masuk menelurusi semak itu...

Aku lompat ke tanah.. Hooop!!

Berhasil, rasa penasaranku membuat aku menggaruk-garuk kepala sambil memandangi berkas cahaya yang terus bergerak menjauhiku...

Otak kecilku bertanya-tanya... Apaan tuh yak??

Tanganku yang lebih panjang daripada kakiku bergerak kearah semak belukar tersebut,,,,
lalu mundur lagi....
Semak itu berduri, dan tubuhku terlalu besar untuk menyusurinya....
Peduli dengan Setan Utan, aku melangkah masuk....

Hahh!! Aku penghuni daerah sini, semak begini bukan tandinganku...

Tapi baru selangkah berjalan dan aku mencoba untuk menyingkirkan ranting berduri dengan tanganku...

Yahhhh....berdarah deh..!!

Tapi rasa penasaranku lebih kuat daripada segores yang bahkan hampir tidak terlihat itu,, luka seperti ini tidak seberapalah...
Cahaya itu hampir hilang dari pandanganku, aku mempercepat langkahku..

Yakk! Cahaya itu akhirnya kelihatan lagi..

Aku terus mengejar dan semakin lama semakin cepat langkahku, tapi mendadak...

Sluupp!!

Ahh, lumpur sialan. Cahaya itu berhasil mengerjaiku, sepertinya dia mau bermain-main denganku..
Baik..!! Kau yang minta..

Aku baru sadar ternyata seluruh tubuhku berwarna merah,, darah hampir menyelimuti seluruh tubuhku..
Duri-duri itu tajam juga yahh..!?

Ditambah lumpur yang membuat lukaku menjadi semakin perih...
Tapi cahaya itu begitu indah, ingin sekali menganggapinya dan memandanginya setiap bulan bersinar tentang seperti sekarang ini...

Mari kumpulkan semangat!!!!

Aku kembali berjalan menyusuri semak yang sepertinya tidak ada ujungnya..

Ahh... perih sekali... Sakit,,
Aku hampir kehilangan pandangan, sepertinya lukaku menguras tenagaku dua kali lebih banyak..
Lebih mengesalkannya lagi aku kehilangan jejak cahaya itu...

SAMPAH KEPARAATT!!!

Aku kebingungan, sudah susah payah masakan harus kehilangan tujuanku??
Apa jadinya jika aku ceritakan pengalaman ini ke teman-temanku..!?
Bukan simpati tapi celaan yang bakal aku terima...

Ayolah,,kemanakah kau cahaya terang nan indah, aku ingin menggenggam-mu dan menyombongkannya kepada seisi hutan...

ITU DIA!!!!

Aku beruseru dengan mulut yang dimonyong-monyongkan..
Ternyata dia memang ingin bermain denganku yahh..
Hehehehe, tantangan yang menarik..

Awan hampir menutupi bulan, jika sampai gelap aku tidak mendapatkannya aku akan tersesat dan kehilangan arah..
Tapi itu tidak akan terjadi!!!
Aku harus mendapatkannya....
Aku terus menyusuri semak itu dengan lincah, tidak peduli lagi dengan luka-lukaku...
Tujuanku harus tercapai..

Hoff,,hoff,,hoff...

Sedikit lagi!

Huhhhhh....

Ayo sedikit lagiii!!!

WADAAWWW!!!!

Sial aku menginjak tempurung kelomang...!!

Satu lompatan,,hanya satu lompatan dan aku akan berhasil menggapai cahaya itu...
Satu lompatan.......INI DIA!!!!!

HOOPPP!!!

Aku melompat sekuat tenaga setelah berakhirnya trek berduri dan tiba di pinggir danau kecil di tengah hutan...
HAMPIR KENA!!!!

Satu jengkal lagi dia akan ada di genggamanku...
SEEKOR KUNANG-KUNANG!!!

HIIAAATTT!!!!
BRUUKKK..!!!

Aku terguling-guling kearah danau tercebur setengah badan...

HAHAHAHAHA!!AKU BERHASIL!!!!

Ohhhh....indahnya cahaya ini..
Aku tidak akan lelah memandanginya seharian..

Akhirnya usahaku membuahkan hasil,,,

Aku berjoget-joget riang sambil berpose seolah menunjukkan tropi yang aku raih dengan susah payah...

Aku memandanginya sekali lagi...
Lama-kelamaan cahaya itu pudar, perlahan-lahan cahaya itu meredup....

Aku panik, aku mencoba untuk meniup-niup serangga itu, karena aku pikir dia seperti api yang bisa membesar jika tertiup angin...

Ternyata tidak,,,

Cahaya itu mati,...
Aku termangu...
Diam...
Bingung...

Aku marah,,,
Kesal,,,,
Sedih...

Usahaku sia-sia...
Kunang-kunang itu mati karena aku...
Aku mengejarnya dan mendapatkannya,,,
Tapi terlalu kencang genggamanku...
Dia mati....
Cahayanya juga mati...

Bulan tertutup awan...
Gelap...
Setelah sekian tahun hanya mengenal SSDD..
Akhirnya aku menemukan apa yang bisa membuat aku lari mengejarnya tanpa kenal mati...
Tapi cita-cita itu kandas...
Karena aku...

Akulah sang Orang Utan yang tidak berhasil menggapai impiannya..

Aku mati...
Bersama cita-citaku yang sudah mati..


oleh : Stefanus Sitohang

2 komentar:

boim mengatakan...

cita-cita menyerah kepada nasibnya, cok. hahah

wong mengatakan...

Ekspresif!!!

Tim Burton harus bikin nih visualisasinya cok!!

Posting Komentar