3 Januari 2011

Balada Roman Picisan



Cerita di balik video
Suatu malam di kamar kost saat sedang pusing berpikir dan sibuk menyapa teman-teman lewat yahoo messenger demi mendapatkan ide untuk membuat suatu video pendek, tiba-tiba saja, teman saya yang sudah lama tidak eksis di dunia maya, seorang lelaki brewok berbadan besar, boim john, menyapa saya. Setelah basa-basi, akhirnya dia menunjukan tujuan sebenarnya ia menyapa saya, boim john baru saja menyelesaikan sebuah tulisan, dan ia ingin saya membacanya. Dengan senang hati langsung saya jawab iya, mungkin saja bisa memberi inspirasi untuk sebuah video pendek, tapi boim john malah menunda penyerahan tulisannya, "lewat email aja ge, ga enak pake ym gini", ketik boim john, seketika itu juga, perasaan saya tidak enak. Berikut tulisan yang saya dapat ketika saya mengunduh dokumen dari email saya, btw waktu itu suasananya tengah malam disertai hujan gerimis.

Di sofa merah ini kau menjelma ingatan,
menyatu debu kain bantal lapuk,
membayang jendela bertralis besi,
pun menggelantung lukisan penari bali.

Dulu,
aroma menthol dan cengkeh kita saling beradu,
berebut tempat dengan asbak tembaga penuh abu.
Masihkah kau ingat sayang?

Jejak-jejak cinta kita bawa pulang,
kulukis di lehermu yang jenjang,
kucetak di dadamu yang lapang,
kusentuh di bibirmu yang pilu.

Ingatkah kau, sayang??

Disana kita berbagi cinta,
tawa,
nafsu,
terakhir, air mata.

Ingatkah?

Hiiiiii!!! Seketika itu juga badan saya menggelinjang jijik, membayangkan teman saya itu membacakan puisi ini untuk saya (bentuk fisik teman saya dijelaskan di paragraf awal). Setelah caci maki yang saya lontarkan dan disambut dengan sanggahan dan pembenaran dari sang pencipta(pencipta puisi maksudnya), ternyata puisi ini menceritakan momen-momen yg sering ia lewatkan bersama pacarnya(syukurlah bukan untuk saya), dari sebelum pacaran hingga pacaran sekarang, ia dan pacarnya sangat sering menghabiskan waktu di sebuah sofa merah di ruang tamu.

Menurut saya, kasus/gaya/cara berpacaran seperti boim john adalah sesuatu yang unik, bagaimana tidak, ketika dunia luar menawarkan berjuta macam fasilitas untuk menciptakan kesenangan, boim john dan kekasihnya malah lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, melupakan segala hal di luar sana, menciptakan segala kesenangan dari sudut-sudut sempit ruangan tersebut. Setelah meminta ijin dari sang pencipta(lagi-lagi maksud saya pencipta puisi), akhirnya saya sepakat untuk mencoba menyampaikan puisi gombal milik Boim John, sebuah memoar miliknya dan kekasihnya, melalui sebuah video pendek yang tidak kalah gombal.

Semuanya tidak akan pernah terjadi tanpa bantuan Sang Pencipta (Tuhan) dan sang pencipta (boim john).


.....

Produced: Boimin & Anjani
Directed: Partogi 'toge' Ringo



1 komentar:

Unknown mengatakan...

3 anak kemudian

-2021

Posting Komentar